Perbedaan Antara Psikoterapi dan Konseling
Istilah
“psikoterapi” mengandung arti ganda.
Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi
psikologis, yaitu suatu rentangan waawasan luas tempat hipnotis pada satu titik
dan konseling pada titik lainnya.
Perbedaan antara konseling dan
psikoterapi dan segi fokus konserennya dan dasar atau landasan kegiatannya.
“Psikoterapi” fokus konserennya melalui penyembuhan -penyeseuaian-pengobatan,
Dasar landasannya pskopatologi. “koseling” fokus konserennya
pengebangan-pendidikan-pencegahan, dasar landasannya filsafat
Di
Amerika dan di Eropa, profesi konselor tidak bisa dipisahkan dari dunia terapi.
Richard Nelson (2011) menuliskan; upaya untuk memisahkan konseling dan terapi
tidak pernah berhasil sepenuhnya. Konseling dan psikoterapi merepresentasikan kegiatan yang berbeda,
namun keduanya menggunakan model model teoritik yang sama. Konselor dan
psikoterapis di Inggris menyatu dalam asosiasi yang sama, karena mereka tidak
bisa memisahkan perbedaan mendasar antara mereka. Maka mereka menyatu dalam
British Association for Counseling and Psychoterapy. Demikian pula halnya di
Australia, konselor dengan psikoterapis bersatu dalam wadah yang satu yang
disebut Psychotherapy & Counseling Federation of Australia.
Salah
satu ahli yang berupaya membedakan antara konseling dengan psikoterapi adalah
Raymond J. Corsini, dalam bukunya Current PsyChoTherapies (1989) ia mencoba
membedakan konseling dan psiko terapi hanya dari kuantitas kegiatannya bukan
pada kualitas pekerjaanya.
a) Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan
ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara
memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar.
Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud
(1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik
sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para
murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan
dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa
yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya
masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu
menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang
dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight”
(pemahaman pribadi).
Beberapa
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego
State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream
Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
b) Behavior Therapy
Pendekatan
terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang
melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning”
atau “associative learning”.
Inti
dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis
karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya
pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber
kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang
ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa
"ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku
ketakutan".
Tokoh
lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan
konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu
karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Berbagai
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah
Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior
Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning,
Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain
sebagainya.
c) Cognitive Therapy
Terapi
Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu
dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy
lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan
disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy
antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan
utama dalam pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara
meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang
termasuk dalam pendekatan kognitif adalah Collaborative Empiricism, Guided
Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive
Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
d) Humanistic Therapy
Pendekatan
Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia
sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan
keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam
terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan
saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk
mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan
kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode
psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy,
Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family
Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
e) Integrative/Holistic Therapy
Integrative
Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan
untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan. Seperti seorang klien
yang mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila
ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, digunakan
beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus.
Berdasarkan
tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi
tiga (3) tipe, yaitu :
1.
Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan
perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
a.
Memperkuat benteng pertahanan (harga
diri atau kepribadian)
b.
Memperluas mekanisme pengarahan dan
pengendalian emosi atau kepribadian
c.
Pengembalian pada penyesuaian diri yang
seimbang.
Penyembuhan
supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya :
a.
Bimbingan (Guidance)
b.
Mengubah lingkungan (Environmental
Manipulation)
c.
Pengutaraan dan penyaluran arah minat
d.
Tekanan dan pemaksaan
e.
Penebalan perasaan (Desensitization)
f.
Penyaluran emosional
g.
Sugesti
h.
Penyembuhan inspirasi berkelompok
(Inspirational Group Therapy)
2.
Penyembuhan Redukatif (Reeducative Therapy)
Suatu
metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian
kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan
kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain
a.
Penyembuhan sikap (attitude therapy)
b.
Wawancara (interview psychtherapy)
c.
Penyembuhan terarah (directive therapy)
d.
Psikodrama, dll
3.
Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan
rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik
yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk
perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan
teknik pendekatannya antara lain :
a.
Psikoanalisis
b.
Pendekatan transaksional (transactional
therapy)
c.
Penyembuhan analitik berkelompok
Teknik Terapi
dalam berbagai pandangan Psikologi :
a.
Teknik Terapi Psikoanalisa: teknik ini
menekaknkan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls
seksual dan agresif dari id.
b.
Teknik Terapi Perilaku: Teknik ini
menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu
c.
Teknik Terapi Kognitif Perilaku: tenik
ini memodifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladaptif
d.
Teknik Terapi Humanistik: Teknik dengan
pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri
sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang
minimal
e.
Teknik Terapi Elektrik atau Integratif:
Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik
f.
Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga:
teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan
perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.
Sumber
:
Corey,
Gerald. (2009). Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Refika Aditama.
Corsini,
R.J. & Wedding, D. (2011). Current Psychotherapies. Ed. 9. Belmont :
Brooks/Cole.
Maulany,
R.F (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Singgih,
Gunarsa. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Supriyadi
T, Indrawati E. (2005). Psikologi Konseling.
Semarang : Antari Cipta Sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar